LINGGA (ADV) – Kabupaten Lingga selain terkenal dengan wisata sejarah, juga mempunyai banyak destinasi wisata alam dan bahari. Di Kabupaten yang terdiri dari pulau-pulau itu, tersebar beraneka ragam wisata berupa pegunungan, bukit, air terjun, pemandian air panas, hingga pantai. Dari berbagai wisata tersebut, wisata bahari sedang dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu wisata andalan.
LIDIKNUSANTARA.COM – Banyak pilihan bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk berwisata di Lingga. Pemerintah Kabupaten Lingga, melalui Dinas Pariwisata, mengatakan tempat wisata di pulau Lingga sangat mempesona. Destinasi wisata tersebut salah satunya adalah wisata bahari di pulau Benan yang terletak di Kecamatan Katang Bedara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pemerintah Kabupaten Lingga memang saat ini terfokus untuk mengembangkan tempat wisata bahari di pulau Benan dan pulau Berhala. Alasannya karena, jalan masuk untuk pengunjung ke wilayah kabupaten Lingga dari pulau Benan sangat dekat. Sedangkan Pulau Berhala akses masuknya sangat dekat dengan Provinsi Jambi.
Fokus dalam mengembangkan wisata bahari pulau Benan dan pulau Berhala itu disampaikan oleh Zalmidri SE. pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga pada Rabu 13 April 2022, di ruang kerjanya di Daik Lingga.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga Zalmidri, SE, mengatakan, bahwa untuk pengembangan tempat wisata pemerintah Kabupaten Lingga memang berfokus ke Pulau Benan. Hal tersebut karena memang pulau Benan menjadi pintu masuk menuju ke Lingga.
“Saat ini pulau Benan sudah ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Seperti warga negara Singapura, dan juga warga negara Malaysia. Karena ketiga negara ini sudah diikat dengan hubungan sejarah antara Singapura, Malaysia dengan Daik Lingga, hubungan kedekatan emosional,” ucap Zalmidri.
Zalmidri melanjutkan, sistem pengelolaan tempat wisata pulau Benan, disamping pemerintah, juga dikelola oleh warga setempat dan pihak swasta. Saat ini pihak swasta sudah masuk mengelola tempat wisata pulau Benan dan sekitarnya.
Dijuluki Bali Kecil di Negeri Segantang Lada, pulau Benan merupakan pulau seluas 190 hektar yang membentuk busur kecil yang menghadap ke arah laut Cina Selatan. Di pulau Benan, panorama alamnya begitu memukau, lautnya pun biru dan jernih. Di situ, wisatawan dapat menikmati keindahan matahari terbit, juga makanan khas Lingga dengan cita rasa yang memanjakan lidah.
Adapun jarak tempuh dari Kota Batam dan Kota Tanjungpinang menuju ke sana sangat dekat, hanya berjarak beberapa puluh menit saja. Dari Kota Tanjungpinang sendiri, untuk menuju ke pulau Benan hanya memerlukan waktu 90 menit. Ongkosnya pun juga terjangkau, hanya sekitar 90 ribu Rupiah per orang.
Pulau Benan juga menjadi salah satu zona konservasi dan titik labuh wisata layar atau yacht yang dimiliki Lingga. Menariknya, selain menyuguhkan pemandangan bahari yang memanjakan mata, desa wisata Benan juga memiliki sebuah lokasi penangkaran tukik atau anak penyu. Kemudian ada juga penetasan penyu untuk dikembalikan lagi ke habitatnya.
Pulau Benan juga mempunyai pesona bawah laut yang dihiasi dengan terumbu karang yang menawan. Pesona bawah laut tersebut membuat pulau Benan menjadi destinasi wisatawan yang ingin melakukan aktivitas bawah laut seperti diving dan snorkling.
Pemerintah Kabupaten Lingga dalam rangka mengenalkan wisata bahari pulau Benan, salah satu caranya adalah dengan mengadakan Tour de Benan dan lomba foto lokasi keindahan di pulau Benan. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Lingga dan pengelola kawasan wisata pulau Benan juga terus berbenah diri dengan meningkatkan fasilitas wisata yang ada di sana.
Kemudian yang kedua, selain pengembangan pariwisata di pulau Benan, ada lagi tempat wisata yang dijadikan pintu masuk untuk menuju tempat wisata. Yaitu di pulau Berhala, Kecamatan Singkep. Dikatakan Zalmidri, sekarang pengunjung yang masuk ke pulau Berhala sudah cukup ramai karena letak pulau Berhala berbatasan lansung dengan Provinsi Jambi dengan kabupaten Lingga.
“Sebelum pulau berhala dijadikan sebagai tempat wisata, pulau itu sudah banyak dikunjungi oleh warga dari Provinsi Jambi melalui muara sabak kabupaten Tanjung Jabung. Karena untuk menuju ke pulau Berhala itu, hanya butuh satu jam perjalanan saja kalau kita naik kapal kayu kerena jarak tempuhnya cukup terjangkau,” paparnya.
Pada tahun 2018 yang lalu pemerintah kabupaten Lingga bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Jambi membuka akses dari Jambi menuju pulau Berhala. Sekarang pulau Berhala yang punya potensi wisata besar itu sudah ramai dikunjungi oleh warga dari Jambi dan warga sekitarnya untuk pergi berwisata.
Pulau Berhala juga menjadi pintu masuk menuju ke tempat wisata lainya di kabupaten Lingga, seperti air terjun di desa Resun Kecamatan Lingga Utara. Tempat pemandian air panas di kecatan Singkep dan di kecatan lainnya di kabupaten Lingga.
Sebagai informasi, pulau Berhala adalah pulau terluar di selatan Lingga. Pulau tersebut memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata bahari karena laut dan pantainya yang indah. Tidak hanya itu, di sana juga terdapat pulau-pulau kecil di sekitar dengan bentuk bebatuan yang unik.
Selain keindahan alamnya, di pulau Berhala juga terdapat peninggalan sejarah dari kesultanan Riau-Lingga. Salah satu dari peninggalan sejarah tersebut yakni meriam besar yang memiliki panjang mencapai empat meter. Bukan hanya peninggalan sejarah dari kesultanan Riau-Lingga saja yang ada di sana. Melainkan juga terdapat peninggalan Jepang dari perang dunia II, seperti dapur dan meriam Jepang. Hal itulah yang membuat pulau Berhala memiliki potensi arkeologis yang bernilai.
Masyarakat Jambi meyakini, di pulau Berhala terdapat makam Datuk Paduko Berhalo, nenek moyang orang Jampi. Hal tersebut menjadikan pulau Berhala sangat istimewa bagi masyarakat Jambi. Karena itulah pulau Berhala sangat digemari warga Jambi sebagai destinasi wisata favorit.
Berbagai peninggalan sejarah dan makam Datuk Paduko Berhalo di pulau Berhala tersebut masuk dalam kategori cagar budaya dan berada dalam pengawasan Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat.
Di sekitaran pulau Berhala juga terdapat beberapa pulau kecil, diantaranya pulau Telur dan pulau Lampu. Dinamakan pulau Telur karena tempat itu menjadi tempat bertelurnya penyu atau sisik. Kemudian, di pulau Lampu yang dipasang sebuah mercusuar, terdapat batu unik yang bertuliskan aksara China, Sanskerta, serta tulisan tanggal 23-2-76. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti sejarah tulisan di batu tersebut.
Terlepas dari wisata bahari, wisata sejarah di Lingga adalah yang selalu melekat. Berbagai cagar budaya peninggalan kesultanan Lingga-Riau-Johor-Pahang masih berdiri kokoh di Lingga. Menurut catatan sejarah, Daik Lingga adalah pusat tamadun atau peradaban pemerintahan para sultan Melayu, yaitu selama kurang lebih 113 tahun. Karena itulah, pengembangan wisata sejarah ditempatkan di Daik Lingga.
“Kalau untuk pengembangan wisata sejarah memang pemerintah Lingga ditempatkan di Daik Lingga bunda tanah melayu, kerana historis dalam sejarah kerajan Daik Lingga bertempat di Daik, dan kita tinggal merawat tempat bersejarah tersebut,” tutup Zalmidri. (Ali Bizar)
Discussion about this post