TANJUNGPINANG – Malam 10 Muharram 1447 H di Pulau Penyengat dimeriahi semangat hijrah dan pelestarian tradisi. Pelataran Masjid Raya Sultan Riau menjadi pusat keramaian saat warga berkumpul mengikuti Tabligh Akbar sekaligus merayakan Tahun Baru Islam dalam suasana religius dan kultural yang menyatu.
LIDIKNUSANTARA.COM – Acara yang digagas Remaja Masjid Raya Sultan Riau ini turut dihadiri Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat. Dalam sambutannya, Zulhidayat menekankan pentingnya Muharram sebagai titik refleksi dan dorongan untuk memperkuat akhlak, terutama bagi generasi muda.
“Tabligh Akbar ini menjadi ruang pembinaan akhlak dan identitas, bukan sekadar seremoni tahunan. Inilah dakwah yang lahir dari masyarakat dan berdampingan dengan budaya,” ujar Zulhidayat, Minggu (6/7/2025).
Salah satu simbol tradisi yang mencuri perhatian malam itu adalah kehadiran Bubur Asyura, kuliner khas 10 Muharram yang dibagikan kepada jamaah. Tradisi ini dihidupkan kembali bukan sekadar menyuguhkan cita rasa, tapi juga nilai sejarah dan kebersamaan umat.
Rangkaian kegiatan Muharram di Masjid Raya Sultan Riau telah berlangsung sejak 30 Juni, melibatkan lomba-lomba keislaman untuk anak dan remaja: dari hafalan surah, azan subuh, dai cilik, cerdas cermat, hingga trip sejarah religi.
Puncaknya, malam 10 Muharram diramaikan dengan marawis, qasidah, pembacaan Al-Qur’an dan saritilawah, serta tausiyah oleh Ustadz Hasanuddin.
Acara ditutup dengan penyerahan hadiah lomba sebagai bentuk apresiasi dan dorongan agar generasi muda terus terlibat aktif dalam dakwah dan pelestarian budaya Islam di Tanjungpinang. (red)
Discussion about this post