Tanjungpinang, Lidiknusantara.com – Empat hari kemeriahan Pekan Budaya Melayu di Tanjungpinang berakhir pada Jumat (22/8/2025) malam.
Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Riau-Kepri resmi menutup rangkaian acara di Lapangan Pamedan Ahmad Yani, dengan suasana penuh warna dari pameran, pentas seni, hingga perlombaan tradisional.
Penutupan dilakukan Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Tamrin Dahlan.
Dalam sambutannya, Tamrin menekankan pentingnya menjadikan Tanjungpinang sebagai pusat literasi budaya Melayu.
“Budaya Melayu harus diwariskan kepada generasi muda. Sebagai Bunda Tanah Melayu, Tanjungpinang mesti berdiri sebagai tameng sekaligus rumah besar kebudayaan di Kepri,” ujarnya.
Ia menambahkan, perhelatan budaya tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga mendorong lahirnya ekonomi kreatif dan sektor pariwisata.
“Empat hari ini kita disuguhi riuh rendah kreativitas. Ada yang kalah, ada yang menang, tapi nilai utamanya adalah kebersamaan dan rasa bangga pada budaya,” lanjutnya.
Kepala BPK Wilayah IV Riau-Kepri, Jumhari, melalui perwakilannya Zulkifli, menegaskan bahwa Pekan Budaya Melayu adalah ruang penting dalam memperkuat identitas di tengah arus modernisasi.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, komunitas, sanggar, hingga pelaku seni, diperlukan agar kebudayaan tetap hidup.
Uniknya, meski panitia inti BPK hanya beranggotakan lima orang, seluruh rangkaian berjalan sukses berkat dukungan Pemko Tanjungpinang, Polresta, komunitas seni, serta masyarakat.
“Yang terpenting bukan sekadar siapa pemenang lomba, melainkan semangat bersama menjaga dan merawat budaya Melayu,” tutup Zulkifli. (red)
Discussion about this post